oleh

Apresiasi Sikap Pemerintah Atas Ditariknya Pengungsi Rohingya ke Daratan Aceh

JAKARTA, koranmakassarnews.com – SUAKA mengapresiasi sikap dan tanggapan pemerintah Indonesia yang telah menarik perahu pengungsi Rohingya ke daratan Aceh pada Jumat dini hari. Apresiasi SUAKA juga ditujukan untuk para nelayan sekitar, LSM, dan pihak terkait lainnya yang telah mengupayakan proses evakuasi ini.

Melalui siaran pers di kanal Youtube Kemenko Polhukam RI (29/12), Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Irjen Pol. Armed Wijaya, selaku Ketua Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN) Pusat, menegaskan keputusan pemerintah untuk menarik kapal pengungsi Rohingya yang telah terombang-ambing selama beberapa hari ke daratan. Keputusan ini diambil atas pertimbangan kemanusiaan.

Kapal ini didominasi oleh perempuan dan anak-anak, yang menurut informasi sementara berjumlah 105 orang, terdiri dari 50 perempuan, 8 laki-laki, dan 47 anak. Penanganan terkait pengungsi akan dilakukan sesuai dengan amanat Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2016.

Melalui siaran pers tersebut, pemerintah akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam memenuhi kebutuhan logisitik, akses kesehatan, dan lainnya.

“Selaras dengan penegasan pemerintah mengenai sikap dan rencana koordinasi tersebut, SUAKA mendorong akan terpenuhinya hak-hak dasar pengungsi selama berada di wilayah NKRI,” tutur Atika Yuanita selaku Ketua Perkumpulan SUAKA.

baca juga : Rudenim Makassar Kawal Pengungsi asal Afganistan menuju Bandara Soekarno Hatta

“Pemerintah tidak sendiri. Seluruh elemen masyarakat harus berpegangan tangan untuk mengatasi masalah ini karena ini masalah kemanusiaan,” tambah Atika.

“Kami akan memantau janji pemerintah untuk memenuhi hak-hak pengungsi Rohingya. Pemerintah daerah sebagai pemimpin di daerah tidak boleh lepas tangan dalam penanganan para pengungsi ini,” tegas Atika.

Saat ini lebih dari 100 pengungsi Rohingya ditempatkan di BLK Kandang, Lhokseumawe setelah sebelumnya kapal kayu yang membawa mereka dari negara asal berhasil ditarik ke pelabuhan di Krueng Geukueh oleh kapal TNI AL KRI Parang 647.

Kapal yang mengangkut para pengungsi tersebut pertama kali ditemukan oleh para nelayan Aceh di sekitar 60 mil dari Bireun beberapa hari sebelumnya. Setelah melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh para nelayan yang diwakili para Panglima Laot, LSM dan pemerintah, upaya penyelamatan di laut berhasil dilakukan. (End)