oleh

Denny JA: Populasi Pendidikan Tinggi di Indonesia Masih Dibawah 10 Persen

koranmakassarnews.com — Pendidikan tinggi adalah paspor ke masa depan. Jalon tol untuk membangun masyarakat itu dengan cara memperbesar dan memperbesar lagi populasi pendidikan tinggi.

Tapi di Indonesia, populasi kaum terpelajar, penduduk dengan pendidikan tinggi, mahasiswa, tamat D3, S1, dan di atasnya, masih sangat, sangatlah rendah.

Kita mulai dengan data. Ini survei LSI Denny JA di bulan Agustus 2023. Populasi Indonesia terbanyak itu hanyalah mereka yang pendidikannya paling tinggi tingkat SMP sederajat, dan SD ke bawah.

Total jumlah mereka yang hanya lulus SMP dan SD itu sekitar 60% lebih. Itulah kondisi pendidikan di populasi Indonesia, yang mayoritasnya hanya tamat SD dan SMP saja.

Sementara mereka yang sempat menjadi mahasiswa, tamat D3, tamat S1 dan seterusnya, jumlahnya hsnya di bawah 10%. Ini yang disebut kaum terpelajar.

Sedikit sekali kaum terpelajar kita. Tepatnya jumlah mereka hanya 7,8% saja.

Kita bisa bandingkan prosentase ini dengan data-data di negara lain. Ini top 5 negara-negara yang populasi pendidikan tingginya itu sangat-sangatlah besar.

baca juga : Denny JA: Mengapa Presiden Indonesia Berakhir Sedih?

Terbanyak pertama di dunia adalah Kanada. Di negara itu, jumlah populasi dengan pendidikan tinggi sebanyak 56,27%. Di Jepang 50% lebih. Israel 49% lebih. Di Korea Selatan, jumlah mereka 46,8%.

Prosentase populasi dengan pendidikan tinggi di negara di atas sekitar lima kali lipat dibandingkan dengan prosentasenya di Indonesia.

Mengapa penting bagi sebuah negara memiliki kaum terpelajar sebanyak mungkin? Ini beberapa penyebabnya.

Pertama, kaum terpelajar mendorong pertumbuhan ekonomi. Mereka membawa spirit ilmu pengetahuan. Mereka menemukan inovasi, menciptakan teknologi yang mempercepat perkembangan ekonomi.

Kedua, kalangan pendidikan tinggi juga memperkuat Civil Society. Dengan ilmu pengetahuannya, mereka bisa mengorganisir diri, memperkuat kelompok.

baca juga : Denny JA: Negara yang Membahagiakan Warga, Apa Syaratnya?

Dalam demokrasi, yang penting bukan hanya pemerintah yang kuat. Masyatakat pun juga harus kuat.

Ketiga, mereka juga menjadi konektor kebudayaan global. Berbagai peristiwa besar dunia, berbagai nilai-nilai budaya dunia cepat sekali beredar melalui interaksi mereka.

Vital peran kaum terpelajar untuk menumbuhkan sebuah negara, membuatnya modern.

Karena itu, pemerintah harus dengan sengaja dengan berbagai cara menambah presentase kaum terpelajar di Indonesia.

Harus dibuat prioritas agar prosentase populasi dengan pendidikan tinggi di Indonesia dari di bawah 10% bergerak menjadi di atas 10% , lalu di atas 20%, 30%. Dan akhirnya jumlah mereka lebih dari 50% populasi Indonesia.

Pendidikan tinggi memang passpor ke masa depan.***