oleh

Denny JA: Tiga Syarat Capres yang Didukung Jokowi

koranmakassarnews.com — Ini hukum besi politik. Jika presiden yang berkuasa tidak populer, sentimen publik menjauh darinya. Pemilih akan mencari calon presiden yang mengusung isu perubahan.

Sebaliknya, jika presiden yang berkuasa sangat populer, sentimen publik justru bersamanya. Isu yang justru ditunggu oleh publik adalah keberlanjutan.

Pemilih akan mendukung calon presiden yang dekat dengan presiden yang masih populer itu. Apalagi jika capres itu didukung oleh Presiden saat ini dengan sangat tegas.

Tapi siapakah Capres 2024 yang didukung oleh Jokowi, yang mendapatkan berkah karena kepuasan publik atas Jokowi per hari ini masih sangat tinggi?

Kita mulai dengan berita. Projo relawan pro Jokowi yang terstruktur, yang ketua umumnya menjadi kini menjadi menteri, secara resmi akhirnya memberikan dukungannya kepada Prabowo.

Sebelumnya, relawan Jokowi lainnya: Solidaritas Ulama Muda Jokowi, juga secara resmi memberikan dukungannya kepada Prabowo.

baca juga : Denny JA: Apa Yang Salah Jika Capres Cawapres Berusia Dibawah 40 Tahun

LSI Denny JA juga melakukan survei di bulan Agustus 2023. Survei itu menanyakan kepada publik luas, juga kepada komunitas ormas-ormas Islam besar, seperti NU, Muhammadiyah, dan lain sebagainya, menurut mereka siapakah capres yang didukung oleh Jokowi?

Mayoritas dari mereka menjawab itu adalah Prabowo. Di komunitas NU: 50,9 persen, di Muhammadiyah 56,3 persen meyakini Prabowo lah capres yang didukung Jokowi.

Tapi memang kita belum dengar secara tegas dari mulut Jokowi sendiri, siapakah presiden yang akan dia dukung secara penuh, secara tegas?

Mungkin ucapan verbal itu tak akan pernah kita dengar langsung dari Jokowi di publik. Namun berdasarkan pengalaman negara-negara lain, tiga syarat ini, tiga kriteria ini harus dipenuhi oleh seorang capres untuk mendapat dukungan dari presiden yang sekarang ini sedang berkuasa.

Pertama, capres itu harus menunjukkan keinginannya melanjutkan legacy Sang Presiden.

Untuk kasus Jokowi, legacy nya adalah IKN, pindahnya ibukota ke Kalimantan. Juga menjadi legacy Jokowi adalah program hilirisasi, agar kita hanya mengekspor produk olahan, bukan bahan mentah. Hilirisasi akan memajukan industri dalam negeri, menambah lapangan kerja, dan memberi keuntungan lebih.

baca juga : Denny JA: Jokowi-Mengawati Memanas

Kedua, juga capres itu harus memenuhi kriteria personality yang sering Jokowi katakan. Yaitu, capres harus dekat dengan rakyat. Dan capres juga harus seorang pemberani.

Mengapa elemen karakter pemberani menjadi penting? Itu karena program Hilirisasi ditentang oleh Uni Eropa, oleh IMF. Mereka lebih diuntungkan jika Indonesia mengekspor bahan mentah saja.

Hanya capres yang memiliki jejak pemberani yang tegas bisa tak peduli dengan tekanan internasional, yang tetap bisa kokoh dengan program Hilirisasi.

Syarat ketiga, capres itu juga punya kemungkinan terbesar untuk menang. Itu terekam dari begitu banyak lembaga survei yang kredibel. Presiden jangan sampai mendukung capres yang sejak awal terasa akan kalah.

Jokowi memang tidak secara tegas menyatakan sosok yang memenuhi tiga syarat itu. Tapi para relawan yang setia padanya, para relawan yang tegak lurus padanya, bisa membaca gelagat Jokowi. Mereka membaca bahasa implisit dari Jokowi. (*)