oleh

Desain Program Pencegahan Perkawinan Anak, YIM Berdayakan Peran Orang Tua dan Anak

BONE, koranmakassarnews.com — Para perwakilan orang tua dan anak di Desa Awo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan diundang untuk mendesain secara bersama-sama terkait program pencegahan perkawinan anak yang dapat dimplementasikan di desa tersebut.

Kegiatan diskusi informal ini dihadiri oleh 10 perwakilan orang tua dan 10 perwakilan anak atau remaja. Kegiatan diskusi ini dilakukan secara terpisah antara orang tua dan anak selama dua hari dari tanggal 12 hingga 13 maret 2023 lalu.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Indonesia Mengabdi yang dikordinir oleh Yusri sebagai penanggung jawab program. Program ini merupakan projek aksi yang diinisiasi oleh Yusri sebagai salah satu Awardee dari program Indonesian Young Leaders Programme (INSPIRASI 2022).

Perkawinan anak telah menjadi salah satu isu serius yang dihadapi oleh masyarakat khususnya di Desa Awo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Perkawinan Anak memiliki dampak yang serius bagi anak dan lingkungannya, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), dan dampak negatif lainnya Tegas Yusri sebagai penanggung jawab program.

Hasil penelitian awal yang sebelumnya telah dilakukan di desa ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya perkawinan anak adalah kurangnya pemahaman anak atau pemuda mengenai kebijakan-kebijakan perkawinan anak dan dampak negatif dari perkawinan anak.

baca juga : YIM dan Unicef Kembali Gelar Pelatihan Penggunaan SOP Layanan PA di Bantaeng

Kegiatan diskusi informal yang dilakukan dengan perwakilan orang tua dan anak ini dilakukan untuk mendesain strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman anak dan orang tua mengenai kebijakan-kebijakan perkawinan anak dan dampak negatif dari perkawinan anak.

“Harapannya dengan meningkatnya pemahaman anak dan orang tua mengenai perkawinan anak harapannya dapat meminimalisir ataupun mencegah terjadinya perkawinan anak”, ujar Heriani salah seorang peserta, minggu (2/4/23).

Heriani juga menambahkan bahwa dia merasa senang dilibatkan Bersama perwakilan orang tua lainnya untuk mendesain program pencegahan perkawinan anak di desanya.