oleh

Jalan Hutan Tropis Indonesia Menuju Harapan Dunia

Untuk target ketiga, dengan mempromosikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan juga Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk pengelolaan hutan dan hasil hutan secara lestari. “Saat ini langkah Indonesia telah lebih jauh dalam mempromosikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan juga Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk pengelolaan hutan dan hasil hutan secara lestari. Implementasi SVLK di Indonesia telah terbukti meningkatkan perdagangan hasil hutan dari Indonesia secara legal dan terkendali,” kata Agus.

Kemudian, untuk mencapai target keempat, Indonesia telah membentuk Badan Publik Pengelolaan Dana Lingkungan atau BPDLH di bawah Kemenkeu. Tugas BPDLH adalah mengelola dana untuk berbagai bidang terkait lingkungan seperti kehutanan, perdagangan karbon, jasa lingkungan, pertanian, kelautan, dan perikanan.

Selanjutnya, terkait target kelima, Indonesia melalui KLHK secara aktif telah mendorong kepemimpinan penyetaraan gender dengan mengangkat aparatur pemerintah perempuan pada posisi manajemen. Dilanjutkan dengan melembagakan kebijakan/memfasilitasi perempuan dalam menjalankan fungsinya, termasuk penyediaan ruang laktasi.

Pada kesempatan yang sama, menyambung intervensi kedua, Agus Justianto sebagai HoD juga menyampaikan informasi terkait agenda Implementasi strategi komunikasi dan penjangkauan Rencana Strategis PBB untuk Kehutanan 2017 –2030, termasuk kegiatan Hari Hutan Internasional 2021;

baca juga : Pendekatan Pasar, Kunci Pengembangan Usaha Hutan Berbasis Masyarakat

Agus Justianto menyampaikan bahwa Indonesia telah melaksanakan peringatan Hari Hutan Internasional (HHI) 2021, antara lain melalui webinar bertajuk “Melindungi dan Mengelola Hutan Indonesia: Kontribusi Nyata bagi Pelestarian Alam Dunia” dimana Menteri LHK, Siti Nurbaya telah menyampaikan empat pesan utama dalam sambutannya.

Pesan tersebut menyoroti peran penting hutan dan pengelolaannya yang berkelanjutan bagi lingkungan, mata pencaharian masyarakat, kesehatan dan ketahanan pangan. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, webinar ini diikuti oleh 1.275 peserta yang berasal dari KLHK, pemerintah daerah, organisasi internasional dan pemangku kepentingan dari berbagai entitas.

Agus Justianto juga menuturkan bahwa pada webinar tersebut telah diselenggarakan lomba foto dan virtual tour ke Taman Nasional Indonesia yang diikuti oleh masyarakat luas termasuk para generasi muda milenial. Tur virtual ke Taman Nasional Indonesia menampilkan tiga lokasi berbeda yang meliputi laut (Taman Nasional Wakatobi, Karimunjawa, dan Teluk Cenderawasih), kawasan vulkanik (Taman Nasional Kelimutu, Rinjani, dan Bromo Tengger Semeru) dan hutan hujan (Manupeu Tanah Daru, Tanjung Puting, dan Taman Nasional Gunung Ciremai).

“HHI diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik tentang peran hutan dalam mengatasi krisis perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, menghasilkan barang dan jasa untuk pembangunan berkelanjutan dan mendorong kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan mata pencaharian,” jelas Agus.

Sebagai bagian dari rumah terbesar hutan hujan tropis dunia, Indonesia berdedikasi berkontribusi demi lingkungan global lebih baik. (*)