oleh

Penggusuran PK5 di Depan Kampus UNM Makassar Berbuntut Panjang

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Pasca ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (PP) Kecamatan Rappocini kini pedagang yang ada di depan Jl. Tamalate 1 depan kampus UNM Tidung Makassar kini masih merenungi nasibnya yang belum pasti dan berbuntut panjang.

Pasalnya ada dugaan bahwa penertiban tersebut tidak adil dan petugas dianggap melaksanakan tugas tebang pilih serta menuai pro dan kontra dari para pemerhati rakyat kecil. Padahal sebelumnya Camat Rappocini, Syahruddin kepada media saat dihubungi melalui telepon selulernya telah menjelaskan bahwa penertiban PK5 tanpa terkecuali terus di jalankan.

“Kami tertibkan semua dan tanpa ada tebang pilih,” kata Allu sapaan akrab Camat Rappocini kemarin,

Menurut Ketua Lidik Pro Kota Makassar, Natsir Mangung, dirinya sangat menyayangkan penertiban yang dipimpin oleh Camat Rappocini, tanpa ada solusi dan surat terlebih dahulu untuk menghimbau para pedagang.

“Kemudian memberikan solusi agar setelah ditertibkan dicarikan tempat yang layak dan tentu tidak menganggu pemandangan”, ucap Natsir, jumat (26/11/21).

baca juga : Satpol PP BKO Rappocini Bongkar Lapak PK5 di Depan Kampus UNM Makassar

Perihal PK5 menggunakan trotoar sehingga dianggap menganggu ketertiban itu sudah benar namun perlu juga diliat dari aspek kemanusiaan apalagi sekarang masih masa pandemi dimana semua kondisi sulit.

Natsir Mangung juga berharap Wali Kota Makassar sebagai pemimpin yang di pilih oleh rakyatnya tentu harus melihat sisi positif, sehingga apa yang menjadi kegiatan dan dilaksanakan oleh Kecamatan bisa berjalan dengan baik tanpa ada pilih kasih.

“Kami akan kawal persoalan ini, jika pedagang kaki lima melanggar kenapa tidak semua di tertibkan, apa alasan Camat Rappocini dan Wali Kota Makassar,” tegas Natsir.

Hasil penelusuran awak media, penggusuran tersebut karena adanya keterlibatan dari pemilik studio working dan social space yang berada dalam lorong samping kampus UNM Tidung Makassar.

“Owner pemilik usaha tersebut diduga meminta petugas agar menertibkan PK5 karena terlihat kumuh didepan lorong tersebut”, sebut salah seorang pedagang yang enggan disebut namanya. (Dhany/Moko)