oleh

Residivis Jatuh Bersimbah Darah Usai bersinggungan Dengan Anggota TNI Yonzipur 8/SMG

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Rio Purwantoro, S.H., menyebut motif pelaku pengejaran terhadap oknum anggota TNI personel Yonzipur 8/SMG sehingga mengakibatkan tewasnya BS (50) seorang residivis bertato wargaJl. Rajawali Lorong 13 Kel. Panambungan Kec. Mariso Kota Makassar dikarenakan kesalahpahaman dimana diketahui bahwa pelaku dan korban sebelumnya tidak memiliki latar belakang masalah.

Kolonel Rio menuturkan bahwa sesuai data awal yang diperoleh, peristiwa ini berawal ketika BS sedang memperbaiki mobil di lorong depan rumahnya, di tengah-tengah jalan lalu lewat Serma DJ (51) yang mengatakan, “saudara minta maaf, minta tolong mobilnya kalau bisa diparkir agak kepinggir karena orang tidak bisa lewat”.

Dikarenakan yang bersangkutan tidak mau mendengar teguran tersebut maka dijawab oleh BS, “saya baru keluar tahanan, dulu saya bunuh anggota Yonkav tahun 2010 bisa saya selesaikan, apalagi orang kayak kamu ini,”. (Setelah dicek di data base ternyata peristiwa pembunuhan anggota Yon Kav oleh BS terjadi pada tahun 2007 lalu).

BS yang jatuh tersungkur usai bersitegang dengan anggota TNI

Karena tidak terima ditegur akhirnya terjadi cekcok adu mulut antara BS dan Serma DJ.  Seketika itu Serma DJ dikejar oleh BS sampai di sudut bangunan. Serma DJ terpojok dan tidak bisa melarikan diri lagi, saat itulah Serma DJ diserang menggunakan kunci roda mengenai kepala dan ditusuk menggunakan pisau badik, akan tetapi dapat ditepis oleh Serma DJ dan mengenai rahang bagian atas.

“Karena merasa terdesak, Serma DJ melakukan pembelaan diri dan berhasil merampas pisau badik milik BS, kemudian menusuknya tepat di ulu hati dan BS jatuh terkapar. Begitu juga Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan,” Jelas Kolonel Rio.

baca juga : Dua Hari Pasca Pembunuhan, Polisi Ringkus Empat Terduga Pelaku Di Gowa

Perselisihan ini motifnya diduga kesalapahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran tidak pernah ada permasalahan sebelumnya.

“Tiba-tiba ketemu di lorong. Kita pun berharap semua pihak tidak terpancing atau terprovokasi dengan peristiwa ini, permasalahan saat ini sudah ditangani oleh pihak Polisi Militer (Denpom XIV/4 Makassar) dan kepolisian setempat, jadi sementara dalam proses pemeriksaan lebih lanjut”, sambungnya.

Akibat dari perselisihan ini Serma DJ mengalami luka robek di dagu kiri dengan panjang ± 6 cm dan lebar ± 1 cm, krepitasi (+) tembus sampai ke mandibula, gigi graham (7 Jahitan), luka robek di dagu panjang ± 2 cm, luka robek di kepala/ubun-ubun (+) panjang ± 2 cm (6 jahitan). Sedangkan BS dinyatakan meninggal dunia dengan luka tusuk di ulu hati. (*)