oleh

SMA MUHI Yogyakarta Gelar Seminar Nasional Untuk Guru Bimbingan Konseling

Peran guru BK menjadi bagian integral dari setiap sekolah, yang bertanggung jawab dalam menangani berbagai kasus di lingkungan sekolah. Peran guru BK sangat penting dalam pengawasan sekolah dan memastikan bahwa setiap perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan pendidikan nasional.

Peran Guru BK dalam konteks formal diatur secara jelas oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 6 undang-undang tersebut menyatakan bahwa peran Guru BK yang berkualitas sebagai Konselor adalah berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan.

“Tujuan utama mengontrol perubahan perilaku adalah menciptakan kondisi ideal dalam sekolah yang sejahtera. Selain itu, bimbingan dan konseling di sekolah juga dapat meningkatkan hubungan sosial, baik dalam konteks lingkungan pembelajaran, hubungan antara siswa dan guru, hubungan pertemanan di sekolah, dinamika kelompok, maupun kerjasama antara sekolah dan orang tua di rumah” pungkasnya.

Menurut Dr Dody Hartanto MPd pada era millenial ini dibutuhkan banyak pendekatan untuk konseling siswa. Pendekatan tersebut antara lain psikoanalisis, konseling berpusat pribadi, konseling behavior, konseling rasional-emotif behavior, konseling realitas, dan konseling ringkas berfokus solusi, dan konseling trait & factor.

Pendekatan konseling yang terbaru di era millennial ini misalnya konselor sebaya. Konselor sebaya untuk generasi mellinial diharapkan dapat mengubah tingkah laku teman sebaya generasi mellinial lainnya, melalui relasi secara digital dan konvensional. Konseling sebaya di era melinium 4.0 menuntut perubahan sesuai dengan kebutuhan generasi mellinial.

baca juga : 7 Siswa SMA MUHI Raih Bantuan Modal Usaha Sebanyak 26 Juta Rupiah

Konselor sebaya diharapkan mampu mengarahkan konseli berpikir kritis, analistis dalam penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Layanan konseling sebaya pada hakekatnya membantu perkembangan konseli secara optimal. Konselor sebaya juga dituntut menguasai berbagai teknik dan pendekatan sederhana yang dapat melayani keberagaman kebutuhan generasi mellinial.

“Generasi mellinial berhubungan sosial menggunakan teknologi digital dan sistem siber (cyber system). Hubungan sosial tidak dibatasi oleh ruang dan waktu serta orang dari berbagai lapisan sosial. Guru BK harus akselerasi agar tidak tertinggal zaman dan bisa mendampingi siswa sesuai zamannya” pungkasnya. (*)

Penanggung jawab : Yusron Ardi darmawan, M.Pd