oleh

Terus Mengatasnamakan IWO, Jodhi Yudhono Cs Segera Dipidanakan

JAKARTA, koranmakassarnews.com — Meski telah resmi dinyatakan demisioner pada sidang pleno IV Mubes II IWO di Tangerang Desember 2022 lalu dan kemudian dicabut mandatnya sejak tanggal 9 Juni 2023 lalu sesuai dengan Surat Peringatan No : 001/SPer/PP-IWO/VII/2023 yang dirilis Plt Ketua Umum PP Ikatan Wartawan Online (IWO) Ade Mulyana, nyatanya Jodhi Yudono, Dwi Christianto dan Telly Natalia, masih terus ‘bergerilya’ untuk mencari simpati dari anggota pengurus wilayah (PW) di tingkat provinsi dan pengurus daerah (PD) di kabupaten/kota di Indonesia.

Belakangan, cara-cara tak terpuji, inskonstitusi dan pembunuhan karakter (character assasin) turut dilakukan trio bekas KSB PP IWO Pusat itu, dengan mengeluarkan surat pemecatan terhadap 5 Ketua PW IWO yang notabene sebagai anggota sterring commite (SC) Mubes II Tangerang, sebagai satu-satunya produk legal yang tersisa.

Menanggapi hal tersebut, Plt Ketua Umum PP IWO Ade Mulyana menegaskan, apa yang dilakukan Jodhi Yudono dan kedua pengikutnya jelas sebuah bentuk inskontitusional yang diduga sebagai upaya merusak organisasi.

mantan ketum PP IWO 2017-2022 Jodhi Yudhono terancam dipidanakan

“Seharusnya Jodhi itu legowo. Sadar diri bahwa kepemimpinannya tidak diharapkan lagi di IWO. Jadi jangan memaksakan kehendak, sadar diri saja,” tegas Ade dalam statement tertulisnya, Kamis (13/7/2023).

Ade juga menilai, sikap Jodhi Cs merupakan gambaran kelompok ‘post power syndrome’, keserakahan dan tak mau menerima kenyataan.

“Seharusnya dia (Jodhi) sebagai orang yang sudah tua dan dituakan di organisasi, bisa menjadi panutan bagi rekan-rekan wartawan di dalam IWO, bukan sebaliknya malah terkesan sengaja menimbulkan perpecahan dan kebencian,” sesalnya.

baca juga : Hadiri Nobar Kasad Award, Ketua PW IWO Sulsel : Ini Adalah Bentuk Dukungan Kemerdekaan Pers

Pemegang lisensi wartawan UKW Utama dari Dewan Pers ini juga mengaku sangat kecewa dengan manuver Jodhi, yang sebenarnya sama statusnya dengan Ade Mulyana selaku pendiri IWO.

“Dari apa yang dilakukanya jelas menggambarkan bahwa yang bersangkutan ternyata tidak memahami apa itu organisasi, bahkan rekan-rekan di IWO menilai dia tak memiliki jiwa leadership. Selain tak mampu membawa perubahan di IWO selama 5 tahun memimpin, malah setelah jabatannya berakhir ia berupaya merusak organisasi,” tandasnya.