oleh

The Miracle Man

IV

Saya sudah mengenal Denny JA cukup lama. Cukup tahu bahwa ada banyak kerja-kerja sosial yang ia lakukan secara melintasi. Ada banyak ‘testimoni’ keajaiban sedekah yang sudah saya dengar tercipta lewat tangannya. Ada teman yang hampir bunuh diri karena terlilit hutang bank, lalu hutang itu dilunasi Pak Denny tanpa basa-basi. Ada teman yang rumahnya dibeli tunai Pak Denny agar dia tak berat lagi mencicil dari bank, cukup dicicil kepada Denny JA tanpa bunga.

Cerita tentang anak yang disekolahkan, individu-individu yang diumrohkan, usaha baru yang diborong sebagai penglaris, buku-buku yang dibeli agar penulisnya punya royalti, dan masih banyak kisah-kisah lainnya. Semua yang pernah saya dengar bahwa Denny JA memberi dan membawa keajaiban dalam hidup banyak orang. Kali ini saya menyaksikan salah satu keajaiban semacam itu, langsung dari tangan pertama.

Mungkin memang ada sesuatu yang menggerakkan Denny JA. Kita bisa menyebutnya apapun. Tapi saya tahu itu adalah kekuatan yang sama yang membuat Pak Denny menjerit dari dalam batinnya ketika menyanyikan ‘Rindu Rasul’. Kekuatan itulah yang membuat Denny JA terus memiliki keberkahan dan keberuntungannya sendiri. Membuat ia menjadi seseorang yang disebut Morris E. Goodman sebagai ‘The Miracle Man’ karena keinginannya memberi kebaikan kepada sebanyak mungkin orang.

Mudah-mudahan kita bisa mencontohnya. Menjadi orang yang disebut Nabi Muhammad sebagai sebaik-baiknya manusia: Yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya. The best man, the miracle man.

Sydney, Maret 2024

FAHD PAHDEPIE – Penulis dan pencerita

PS. Bagi yang ingin ikut membantu Masjid Sholawat, bisa ikutan juga di sini: kitabisa.com/masjidsholawat