oleh

Tingkatkan Kemampuan Riset Mahasiswa Lewat Investigasi, Sintalaras UNM Buka Sekolah Advokasi

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Sekolah Advokasi Lingkungan Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang akan berlangsung selama seminggu dimulai Selasa 20 Juni hingga 27 Juni 2023 mendatang resmi dibuka.

Acara pembukaan sekolah advokasi dihelat di Ballroom, Lt 2, Kampus UNM dan dibuka secara resmi oleh PLH Rektor UNM Makassar, Prof. Dr. Syukur Saud, M.Pd.

Daalm acara tersebut turut hadir Dewan penasehat Sintalaras UNM; Dr. Halim Muharram, M.Pd, Dewan Pendiri; Drs. Lang Gassa M.Si, Pemerhati Lingkungan; Ahmad Yusran S.Pd dan beberapa organisasi mahasiswa lingkup UNM.

Selain itu, Sintalaras UNM selaku penyelenggara juga mendatangkan pemateri dari berbagai lembaga seperti WALHI Sulsel, Jaring Nusa, Jurnal Celebes serta aktivis dan penggiat lingkungan hidup yang kompeten.

Sekolah advokasi tersebut merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh organisasi mahasiswa pencinta alam dan lingkungan hidup Sintalaras UNM sebagai tujuan untuk menjawab solusi atas permasalahan limbah yang ada utamanya di kampus UNM sendiri.

Ketua DES Sintalaras UNM, Khaerul Jasmar dalam sambutannya mengatakan bahwa sekolah advokasi ini adalah tentang bagaimana mengelola data investigasi lingkungan untuk dijadikan acuan dalam menghadirkan solusi yang inovatif dan mandiri.

“Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk bagaimana meningkatkan kemampuan riset mahasiswa melalui investigasi. Sehingga kami mengajak kawan-kawan dari berbagai fakultas untuk bersinergi dan mengkaji apa saja problematika yang dapat merusak lingkungan di kampus kita tercinta”, sambung Khaerul, Selasa (20/6/2023).

Sementara itu, salah satu Dewan Pembina Sintalaras UNM, Herianto Arruan memberikan apresiasinya terhadap sekolah advokasi yang baru dibuka itu.

Menurutnya, kegiatan ini berkaitan erat dengan keberlangsungan atau masa depan lingkungan hidup yang bersih dan sehat guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Sehingga, Heri sapaan akrabnya, berharap mahasiswa Sintalaras UNM dapat menjadi ujung tombak untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat di kampus.

“Seperti kita ketahui bahwa sampah atau limbah itu menjadi penyumbang terbesar terhadap pemanasan global yang dimana itu sangat mempengaruhi kondisi kesehatan dan juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Banyaknya penyakit dan virus yang bermunculan tentu akan mengganggu kesehatan, dan juga berdampak pada produktifitas pangan”, tutur Heri yang juga Bendahara PW IWO Sulsel ini.

baca juga : Kegiatan Bakti Pendidikan dan Sosial Matematika FMIPA UNM Resmi Digelar

Apalagi, sambung Heri, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa sampah yang diproduksi setiap orang berkisar 0,8 kg per harinya.

“Kira-kira di UNM berapa sampah yang dihasilkan setiap harinya? Kalau setiap orang atau mahasiswa menyumbang 0,8 kg perhari kemudian dikali dengan jumlah mahasiswa UNM sebanyak 13 ribu berarti kurang lebih 10 ton sampah yang dihasilkan, nah kemana sampah itu bermuara?. Itulah yang kemudian diharapkan teman-teman mahasiswa khususnya Sintalaras untuk melakukan riset dan menghadirkan solusi atas permasalahan sampah di UNM”, terang Heri dalam sambutannya.

Terakhir, Heri juga mengharapkan, hasil dari kegiatan yang digelar oleh mahasiswa Sintalaras UNM ini semoga dapat menjadi contoh bagi kampus dan lembaga pecinta lingkungan lainnya untuk mencegah permasalahan sampah dan limbah sebagai upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup masyarakat. (*)