oleh

Bahas Masalah Kebangsaan, Karyatani Maros Gelar Kemah Ramadhan

MAROS, koranmakassarnews.com — Komunitas Rumah Belajar dan Pemberdayaan Petani (KARYATANI) bersama pemerintah kelurahan Leang-leang, KKN Atmajaya Makassar, Jaringan Gusdurian Maros, Ansor-Banser Maros dan Ikatan Pemuda Leang-leang (IKPAL) melaksanakan kegiatan Kemah Ramadhan dengan tema ” Puasa, Kemanusiaan dan Toleransi.

Kegiatan kemah ramadhan berlangsung selama dua hari, Jum’at dan Sabtu, 22-23 april 2022. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh camat bantimurung, Seklur Leang-leang dan Ketua RW 01 Leang-leang.

Lokasi kemah ramadhan sempat diguyur hujan sebelum berbuka puasa, sehingga kegiatan pembukaan dan buka puasa persama dilaksanakan dirumah warga. Sebelum berbuka puasa, camat bantimurung (Syamsul, S. Hut.,M.SP) diberikan kesempatan untuk memberikan wejangan dan nasihat kepada peserta kemah ramadhan. Dalam nasihatnya, camat Bantimurung mengajak untuk saling menghargai perbedaan, menjaga nilai -nilai kemanusiaan dan toleransi di bulan suci ramadhan.

Usai sholat tarawih, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi puasa, kemanusiaan dan toleransi. Hadir sebagai pemateri pada diskusi itu adalah kordinator jaringan Gusdurian Kabupaten Maros (Muh. Agung) , Ketua PC PMII Kabupaten Maros (Muh.Haider Idris) , Waka Satkorcab banser kabupaten Maros (Zainul) , Penggiat Sosial (Muhammad Ridwan), KKN ATMAJAYA Makassar (Beni Matoto) dan moderator diskusi Abustan. Masing-masing pemateri diberikan kesempatan dalam menyampaikan argumentasi tentang tema diskusi puasa, kemanusiaan dan toleransi.

Koordinator Gusdurian Maros, Muhammad Agung menyampaikan bahwa ibadah puasa ramadhan ini selain daripada dasarnya merupakan keharusan bagi ummat muslim untuk menunaikannya dan tentu puasa dalam sesi kemanusiaan harus mampu membangun hubungan baik antara sesama manusia baik dalam hal pembelajaran merasakan dan diharuskan pula kepada kita untuk berbagi”, ucap Agung.

“Teman-teman kita beragama Hindu juga berpuasa wajib di hari besar. Jelang Paskah, teman-teman Kristen juga beribadah puasa, dan teman-teman ummat lainnya. Dan saya rasa hal itulah bagian dari kehidupan terlaksananya toleransi tersebut. Mengutip ucapan Alm Gusdur bahwa jika kita merasa muslim terhormat maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa”.

“Oleh karena itu, toleransi adalah sebagai nilai karakter yang harus ada dan dijalankan oleh kita semua sebagai bagian hidup kebangsaan kita” tutup agung.

Ketua PC PMII Maros (Muh Haider Idris) menyampaikan pergerakannya di bangun atas dasar keislaman dan Keindonesian, kedua hal tersebut tentunya tidak saling bertabrakan, justru saling menguatkan satu dengan yang lain,tindakan intoleransi seringkali terjadi Akibat sikap yang tertutup serta tidak mendialogkan keislaman dan keindonesian secara Pergerakan Proporsional.

baca juga : IPPM Maros Kembali Melaksanakan Festival Ramadhan Ketiga

Perbedaan merupakan realiatas, penerimaan Kita Atas realitas adalah sikap kita, jadi perbedaan Pada Intinya Bukanlah sebuah masalah, masalahnya adalah bagimana kita bersikap, Indonesia merupakan Negara dengan realitas yang majemuk, karna itu penerimaan kita atas perbedaan harus kita tanam dan pupuk bersama.

Ironisnya hari ini kita menyaksikan begitu banyak fenomena pembelahan-Pembelahan Sosial yang dalam prosesnya begitu Massif dilakuakan Oleh kelompok tertentu dengan tujuan-tujuaan tertentu. semua punya tanggung jawab untuk menyulam kembali sendi sendi kebangsaan kita.

Dari KKN Atmajaya, diwakili oleh Beni Matoto menyampaikan pandangannya dari segi hukum, menurutnya sudut pandang Toleransi antara sesama individu yang ada dari segi bahasa mungkin berbeda-beda, namun muaranya pasti akan merujuk kepada sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia tanpa melihat latar belakang agama, suku, ras dan budaya.