oleh

Bappilu DPP Demokrat Harap Hasil Survei Charta Politika Bisa Membuat KSP Moeldoko Sadar dan Menyesal

JAKARTA, koranmakassarnews.com — Hasil survei yang dirilis Charta Politika terkait elektabilitas Partai Demokrat sebesar 4,2 persen dan elektabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencapai 4,8 persen lebih tinggi daripada Demokrat versi KLB dan ketua umum KSP Moeldoko.

Hal ini berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden yang mengetahui adanya kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat oleh kubu kontra-AHY di Deli Serdang.

Charta Politika melalukan survei pada 20-24 Maret 2021 dengan pertanyaan “Apakah Anda setuju dengan hasil KLB Partai Demokrat terkait penunjukan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat?”. Pada responden yang mengetahui penggantian Ketua Umum Demokrat, 37,6 persen menyatakan tidak setuju dengan penunjukan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Minggu (28/3/2021).

Sementara itu Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menanggapi hasil survei tersebut, saat dimintai keterangan via whatsapp, selasa (30/3/21) mengatakan, “Kami mengapresiasi hasil survei ini. Partai Demokrat selalu menempatkan survei sebagai referensi penting dalam menyusun agenda strategis dan mengevalusi kerja-kerja kepartaian yang telah dijalankan”.

“Tentu kami terus berbenah dan mempersiapkan diri agar dari waktu ke waktu hasil survei Partai Demokrat dan Mas Ketum AHY terus mengalami trend kenaikan. Kami optimis, itu bisa dan cukup waktu untuk itu”, tambah Kamhar.

baca juga : Bappilu Partai Demokrat Yakin Kemenkumham Tak Respon Permintaan Gerombolan KLB Abal Abal

Terkait hasil survei KSP Moeldoko yang berada jauh di bawah AHY, ini sekaligus alasan obyektif untuk menegaskan pernyataan mantan panglima TNI itu yang ingin menyelamatkan Partai Demokrat.

Padahal sebelumnya diketahui KSP Moeldoko saat menjadi petinggi partai Hanura pun tak mampu berkontribusi menyelamatkan partai besutan Wiranto dari eliminasi ambang batas parlemen sehingga tersingkir dari Senayan.

“Tentu kami berharap, hasil survei ini membuat Moeldoko menjadi tahu diri dan menyesali perbuatannya”, pungkas Kamhar. (*)