oleh

LSI Denny JA Juli 2023, Melebarnya Jarak Elektabilitas Prabowo vs Ganjar

π˜½π™–π™œπ™žπ™–π™£ 𝟰: π™Žπ™žπ™–π™₯𝙖 π˜Ύπ™–π™¬π™–π™₯π™§π™šπ™¨ 𝙋𝙧𝙖𝙗𝙀𝙬𝙀 𝙙𝙖𝙣 π™‚π™–π™£π™Ÿπ™–π™§?

Ganjar memerlukan penguatan Cawapres secara teritorial. Untuk tambahan dukungan di Jawa Barat atau Jawa Timur mengemuka dua tokoh. Khofifah Indar Parawansa untuk di Jawa Timur. Ridwan Kamil (Kang Emil) untuk di Jawa Barat.

Tapi untuk Cawapres Ganjar soal isu ekonomi, mengemuka beberapa tokoh. Erick Thohir menteri BUMN, Sandiaga Uno menteri Parekraf, dan Airlangga Hartarto-Menko Ekonomi.

Sedangkan Cawapres Ganjar untuk dukungan pemilih Islam besar kemungkinan akan mempertimbangkan tokoh NU. Ada beberapa nama yang masuk radar dan berpotensi menjadi Cawapres Ganjar.

Prabowo memerlukan penguatan Cawapres untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penguatan di Jawa Tengah bisa mempertimbangkan Gibran Rakabuming Raka. Penguatan di Jawa Timur bisa mempertimbangkan Khofifah Indar Parawansa.

baca juga :Β Forum Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri Dorong Anies Baswedan Segera Umumkan Cawapres

Cawapres Prabowo untuk isu ekonomi mengemuka dua tokoh. Airlangga Hartarto dan Erick Thohir. Dua tokoh ini, secara isu ekonomi sangat kuat.

Airlangga Hartarto memiliki nilai lebih seharusnya. Karena di samping ia memiliki kompetensi isu ekonomi, Ia juga ketum Partai Golkar, partai terbesar nomor dua. Airlangga juga memiliki akses ke sumber dana.

Tapi, jika menjadi Capres itu sangat ditentukan oleh elektabilitas, untuk menjadi Cawapres itu lebih besar dipengaruhi oleh lobi tingkat elit. Di titik ini, Airlangga Hartarto perlu lebih memainkan kartu AS nya.

-000-

Kembali kepada kutipan di awal: Pemilu Presiden itu seperti perlombaan lari marathon yang ketat. Pemenangnya hanya diketahui setelah pertandingan sudah berakhir.

Di bulan Juli 2023, dua ratus hari sebelum hari pencoblosan, Prabowo memimpin agak jauh jika Head to Head dengan Ganjar Pranowo. Selisih dua capres ini sudah dua digit: 10, 4 persen.

Tapi seperti lomba marathon, pertandingan memang belum berakhir. Anies Baswedan yang kini menjadi Capres underdog tetap memiliki kemungkinan untuk bangkit pula jika ia memperoleh momentum.*