oleh

Membedah Pemikiran Denny JA di Pesantren, Kitab Suci di Abad 21

Ketiga, mereka yang memandang kitab suci sebagai wacana spiritual dimana kita bisa menggali sesuatu yang kudus bahwa di alam semesta ini setinggi-tingginya cara berpikir kita tetap ada sesuatu yang tak terjangkau, yang beyond dari realitas.

Sebab yang kita pahami hanyalah realitas yang bisa diinterpretasi menjadi fenomena, atau dikonstruksi oleh cara berpikir kita. Akan tetapi di luar itu ada realitas tak pernah kita ketahui, dan itu menjadi satu kekudusan yang indah.

Keempat, mereka yang melihat kitab suci sebagai karya sastra. Mahabarata, misalnya, menjadi kitab suci bagi mereka yang meyakininya. Tetapi bagi yang tak meyakininya pun tidak kehilangan momen untuk menikmati berbagai ajaran moral (moral teaching), filosofi, dan kedalaman karakter manusia yang digambarkan oleh kitab tersebut.

Begitu juga mahakarya La Galigo yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Bugis di Sulawesi Selatan.

Menurut Denny JA, keempat pendekatan dalam memahami kitab suci tersebut hadir dan berkembang di abad 21 sekarang ini. Tidak bisa kita melarang siapa pun untuk mengambil sudut pandang tertentu terhadap kitab suci mereka.

Cara yang paling arif untuk ditempuh ialah saling menghargai. Debat dan dialog publik mengenai isu ini dapat menjadi panggung yang produktif untuk menghidupkan diskursus keagamaan kontemporer.

Tujuannya ialah untuk memberi pencerahan pada publik bahwa ada banyak sudut pandang, ada banyak pendekatan, dalam memperlakukan kitab suci di abad 21 ini.

Bedah buku yang berlangsung di masjid dalam kompleks pesantren itu mendapat sorotan tajam dari para peserta yang umumnya mempertanyakan peran agama di era disrupsi informasi dan munculnya terminologi agama data dari sejarawan Yuval Noah Harari. ”

baca juga : Video Pembongkaran Tembok yang Menutup Jalan Rumah Tahfiz Alquran

Saya belum tuntas membaca buku ini, tapi terus terang saya sudah mendapat banyak inspirasi. Harusnya diskusi semacam ini dibuat serial. Tidak cukup hanya dua jam,” ungkap Dr. Furqon dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang didapuk menjadi moderator acara tersebut.

Sembilan Pemikiran Denny JA

Buku “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google., diterbitkan oleh Cerah Budaya Indonesia (CBI), Maret 2023.

Di dalamnya terdapat sembilan bab yang masing-masing membahas mengenai aspek-aspek pemikiran Denny JA seputar femomena agama mutakhir dan spiritualitas, yakni: Bab 1, Iman Berbasis Riset.

Bab 2, Manusia: Dengan atau Tanpa Agama. Bab 3, Kitab Suci di Abad 21. Bab 4, Moderasi Beragama dan Kesetaraan Warga. Bab 5, Hijrah Menuju Demokrasi.

Bab 6, Perebutan Tafsir Agama. Bab 7, Menggandeng Sains dan Jalaluddin Rumi.  Bab 8, Spiritualitas Baru Abad 21, dan Bab 9, Agama: Warisan Kultural Bersama Umat Manusia.