oleh

Rehabilitasi SDN Lariang Bangi Makassar Tidak Maksimal, Disdik Kekurangan Anggaran

MAKASSAR, koranmakassarnews.com – Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lariang Bangi Makassar terkesan setengah jadi. Hal tersebut terlihat pada pemasangan atap seng tanpa plafon dan pengecatan tembok.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendididkan kota Makassar Linda Deryani, menjelaskan bahwa pengerjaan rehabilitasi SDN Lariang Bangi Makassar telah selesai, menggunakan APBD senilai 250 juta,

pengerjaan berdurasi dua bulan tersebut memang hanya mampu memenuhi kebutuhan atap seng dan rangka baja ringan.

“Awalnya hanya penggantian atap, tetapi pada saat pelaksanaan, baru diketahui kalau kayu penyanggah atap sudah keropos, sementara kayu penyanggah atapnya tidak masuk dalam item pengerjaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut digantilah kayu penyanggah itu dengan rangka baja ringan. Otomatis biaya penggantiannya diambil dari item lain.” jelas Linda, diruang kerjanya, Selasa (21/1/2020).

Olehnya, Linda menyebut karena ada faktor yang tidak terduga sehingga pihaknya kembali menganggarkan untuk rehab tahap kedua yakni perampungan plafon.

“Tahun ini saya sebagai KPA menganggarkan untuk tahap penyelesaiannya, dalam waktu dekat kita kerjakan lagi plafonnya,” kata Linda.

Lebih jauh, eks Kabid Pelayanan Teknis DPMPTSP ini menjelaskan bahwa anggaran Dinas Pendidikan tahun 2020 hanya sebesar 29 Miliar, tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pembangunan infrastruktur sekolah yang ada di Makassar.

Baca: Orang Tua Murid Keluhkan Hasil Rehabilitasi SDN Lariang Bangi Makassar

“Kami hanya punya anggaran 29 Miliar sementara banyak sekolah yang membutuhkan bantuan rehabilitasi dan renovasi. Contohnya sekolah baru, repgruping dari SD dijadikan SMP, standar ukuran kelas dan bangkunya pasti berbeda. Jadi banyak yang mau di rombak.” ujarnya.

Untuk mengantisipasi dan memaksimalkan anggaran yang ada, linda mengungkapkan fokus pada pembangunan infrastruktur sekolah repgrouping.

“Untuk saat ini, kita prioritaskan untuk sekolah regrouping, karena anak anak sudah terbantu dengan sistem zonasi, tetapi peningkatan sarana dan prasarananya juga harus turut menunjang.” tandasnya. (Ilho)