oleh

Zikir, Enerji Batin dan Religiusitas Denny JA

Narasi yang dikembangkan terasa out of date dan tidak memberikan solusi atas kebutuhan manusia yang berubah dengan cepat, kadangkala sangat cepat.

Di samping itu, begitu argument dia dalam SOH, agama juga terlalu banyak dan beragam. Menurut data yang disodorkannya (dan itu disebutnya berkali-kali dalam buku tersebut) ada 4.300 agama di dunia ini sekarang di dalam 195 negara dan 6.500 ragam bahasa.

Manusia di bumi ini mayoritas pemeluk dua agama yaitu Kristen dan Islam. Sebanyak sekitar 55 persen manusia merupakan penganut kedua agama itu. Tetapi di situlah masalahnya, walaupun merasa berasal dari satu rumpun yang sama yaitu agama langit (samawi) bersama dengan Yahudi, kedua agama itu tidak pernah akur dan sejalan, baik dalam sejarah maupun keyakinan (dogma).

Perang besar seringkali terjadi baik karena perbedaan kepercayaan, hegemoni politik maupun ambisi perluasan wilayah.

Mengutip Yuval Noah Harari dalam bukunya Sapiens, Denny menyebutkan, manusia moderen sekarang ini merupakan kelanjutan yang berkesimbangun dari homo sapiens. Dalam 200.000 tahun perjalanan sejarahnya, homo sapiens mengalami evolusi tiga narasi besar yang berhubungan dengan spiritualismenya.

Yaitu Narasi Mitologi, Narasi Agama dan Narasi Ilmu Pengetahuan. Narasi itu muncul karena manusia mencari jawaban atas pengalaman hidup yang mereka alami tetapi berada di luar jangkauan nalar dan pemikirannya. Untuk itu manusia memerlukan Spiritualitas Baru.

Mengapa manusia moderen membutuhkannya? Denny memberikan jawabannya. Era mitologi dan agama telah menyebabkan begitu banyak narasi yang mempengaruhi manusia yang menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian.

baca juga : Denny JA Usukan Koalisi Partai Semi Permanen 20 Tahun Dipimpin Golkar dan Gerindra

Mitologi dan agama telah menyebabkan munculnya 4.300 agama dalam 195 negara dan 6.500 ragam bahasa. Semua mengklaim bahwa mereka membawa kebenaran tunggal dan pasti. Tetapi, dengan jelas terlihat bahwa semuanya itu tidak bisa didamaikan.

Peperangan, perselisihan dan benturan seringkali terjadi. Ini menyebabkan dunia bergejolak terus-menerus. Kepercayaan dan agama yang terlalu banyak dengan klaim kebenaran tunggal yang bertentangan itulah membuat situasi konflik terus menerus dan melelahkan kemanusiaan.

Denny mencatat, mitologi dan agama pada hakekatnya berkesinambungan hampir sama eksistensinya. Mitos muncul atas ketidakberdayaan manusia melihat fenomena alam yang dirasakan berada di luar akal yang sekaligus membahayakan dan mengancam.

Lalu, dibuatlah narasi tentang dewa-dewa atau alam yang mempunyai kekuatan memaksa dan menghancurkan. Pada periode Mitos itulah manusia berevolusi menyembah batu-batuan, gunung, ular pithon atau buaya dan lain-lain.