oleh

Zikir, Enerji Batin dan Religiusitas Denny JA

Sebagai bentuk konsistensi dengan prinsip agama harus sesuai dengan ilmu pengetahuan, akhir-akhir ini dalam banyak tulisan Denny menyitir kehebatan Artificial Intelligence (AI). Arti harfiyahnya adalah kecerdasan buatan yang merujuk pada kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal benar, untuk belajar dari data tersebut dan menggunakan pembelajarannya guna mencapai dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.

Ketika memberikan pidato dalam acara Tadarus Puisi Ramadhan di Jakarta, 15 Maret 2024, Denny menyatakan kekagumannya kepada AI tersebut. Dengan AI, agama bisa dijelaskan dengan lebih baik. DI Jerman, Arab Saudi dan India, yang berkaitan dengan agama Kristen, Islam dan Budha, orang bisa mendapat informasi lebih akurat dan jelas tentang agamanya sendiri. Tidak perlu pemuka agama yang menjelaskan.

Cukup membuka komputer dan menghubungi AI. Apa saja informasi yang dibutuhkan tentang agama bisa diperoleh dengan lebih baik.

Itulah spiritulitas Denny JA. Seorang muslim yang mengembangkan sikap agama yang penuh dengan cinta kasih. Dia adalah pengikut Rumi yang sebagai seorang muslim mengembangkan rasa cinta dalam agama. Sebagai pengagum Rumi, dia sudah datang ke Turki menelusuri jejak sufi besar yang sangat terkenal itu.

“Rumi adalah fenomena yang menarik di mana setelah 800 tahun kematiannya, dia tetap digemari dan diikuti oleh dunia, terutama di Barat. Sebuah hal yang mencengangkan, di Amerika di mana Islamopobia berkembang kuat, berdasarkan penilitian, buku Rumi merupakan yang paling banyak dibaca orang. Itu karena Rumi mengembangkan pikiran agama yang cinta damai, bukan yang penuh kebencian dan kekerasan,” demikian Denny JA.

baca juga : Denny JA: Pemilu Curang, Efek Bansos Hingga Hak Angket

V

Sebagai penutup, perlu juga disinggung bahwa energi batin Denny JA didapatinya melalu kebiasaan berzikir yang rutin dilakukannya. Kebiasaan itu sudah mentradisi dalam dirinya.

Dia menyatakan hal itu ketika penulis bertanya kepadanya. Kapan dan di manapun, dia selalu menyempatkan diri untuk berzikir. Dengan berzikir, katanya, dia membuka batinnya untuk menerima energi semesta dari Yang Maha Tinggi.

Uniknya lagi, dia tidak mengikuti pola zikir secara konvensional. Dia cukup mengheningkan diri dan membayangkan energi semesta turun dari langit membanjiri batinnya. Diakuinya. Denny kadang seringkali menangis dalam menikmati suasana zikirnya itu. Itulah sisi unik religiusitas Denny yang diakuinya menjadi sumber kekuatan utama bagi batinnya. *

*Ramadhani Akrom, pengamat sosial keagamaan, mantan wartawan tinggal di Depok.